mama.....................papa..........
mama aku kangen pengen pulang. hikhikhik, kapan aku bisa ketemu mama.
Maaa........, kenapa mendengar suara mama malah membuatku jadi tambah kangen. Jadi ingat kalau lagi ngumpul-ngumpul dengan saudara2 yang lain selalu saja aku yang jadi bahan untuk dikerjain.
Sebelum aku masuk pondok kakakku selalu bilang aku anak pungut karena mukaku yang jauh berbeda dengan mereka. Ga tau ko bisa ga mirip gitu. Kalau aku belum nangis mama belum ngakuin aku.
Tapi setelah balik dari pondok, aku punya penolong yang senantiasa membelaku. hehehe, siapa coba? beliau itu papaku. Adikku aja kadang irinya minta ampun kalau papa sudah ngebelain aku. Papa baik banget, hampir semua keinginanku diberikan walaupun aku ga minta, tapi papa selalu saja bisa menebak apa yang aku mau.
Kalau aku ada dirumah dan papa dan mama mau pergi, pasti selalu mengajakku. Walaupun aku bukan ank kecil lagi. Seakan mau memperlihatkan pada orang bahwa "ini anakku".
Setiap habis shalay magrib dimesjid aku selalu menunggu papa diteras rumah sambil muraja'ah hafalan, sementara saudara2ku yang lain masih sibuk dengan menonton TV. Saat papa sampai dirumah kuraih dan kucium tangannya, papa membalasnya dengam mengecup keningku.
Paa..............aku kangen.
Pa lagi waktu terakhir kali aku pulang. hihi..........................., papa menyuapiku setiap kali makan. Kadang aku malu kalau keluarga sedang berkumpul saat waktu makan. Karena papa ga pernah malu untuk menyuapiku.
Kenangan bersama mama lebih banyak dan yang pasti tidak terukur besarnya pengorbanan mama untukku. Sebesar apapun kesalahan anak terhadap orangtuanya tapi orangtua tetap menyayangi anaknya.
hmmmmmmmmmmm
andai aku punya sayap akukan terbang kesana menemui mereka.
Ada kebiasaan buruk dalam keluargaku yang akupun masi belum bisa menghindarinya, yaitu ucapan selamat kepada siapa saja yang berulang tahun. Saat ucapan itu tidak disampaikan kadang merasa dilupakan. Aku mungkin tidak mengucapkan selamat tapi hanya sekedar mendoakan. Aku berusaha menghilangkan kebiasaan itu dalam keluargaku tapi tidak juga bisa.
Sama saat kemarin usiaku genap 21 tahun. Kupingku sampai panas mengangkat telpon, dan mendengarkan ucapan selamat serta doa2 yang dilantunkan oleh keluargaku. Dan semoga doa2 mereka diijabah, amin.
aku ingat kaa papa
"na' kamu udah besar, sudah punya banyak anak yang harus dididik jadi harus jadi tauladan"
dan masi banyak lagi nasehat dari papa. Tapi kalimat itu membuatku tersadar bahwa aku tidak boleh lagi membiarkan diriku berbuat kesalahan. Kuakui terkadang aku lalai dalam melaksanakan tugasku sebagai pendidik. Aku mersa tersinggung saat papa mengatakan itu, tapi singgungan itu tidak membuat hatiku kotor tapi menjadikanku berusaha untuk jadi yang terbaik
papa......aku kangeeeeeeeeeeeeeeeeen
mama.....................mama aja yang kesini, tinggal bersamaku.
Maaa........, kenapa mendengar suara mama malah membuatku jadi tambah kangen. Jadi ingat kalau lagi ngumpul-ngumpul dengan saudara2 yang lain selalu saja aku yang jadi bahan untuk dikerjain.
Sebelum aku masuk pondok kakakku selalu bilang aku anak pungut karena mukaku yang jauh berbeda dengan mereka. Ga tau ko bisa ga mirip gitu. Kalau aku belum nangis mama belum ngakuin aku.
Tapi setelah balik dari pondok, aku punya penolong yang senantiasa membelaku. hehehe, siapa coba? beliau itu papaku. Adikku aja kadang irinya minta ampun kalau papa sudah ngebelain aku. Papa baik banget, hampir semua keinginanku diberikan walaupun aku ga minta, tapi papa selalu saja bisa menebak apa yang aku mau.
Kalau aku ada dirumah dan papa dan mama mau pergi, pasti selalu mengajakku. Walaupun aku bukan ank kecil lagi. Seakan mau memperlihatkan pada orang bahwa "ini anakku".
Setiap habis shalay magrib dimesjid aku selalu menunggu papa diteras rumah sambil muraja'ah hafalan, sementara saudara2ku yang lain masih sibuk dengan menonton TV. Saat papa sampai dirumah kuraih dan kucium tangannya, papa membalasnya dengam mengecup keningku.
Paa..............aku kangen.
Pa lagi waktu terakhir kali aku pulang. hihi..........................., papa menyuapiku setiap kali makan. Kadang aku malu kalau keluarga sedang berkumpul saat waktu makan. Karena papa ga pernah malu untuk menyuapiku.
Kenangan bersama mama lebih banyak dan yang pasti tidak terukur besarnya pengorbanan mama untukku. Sebesar apapun kesalahan anak terhadap orangtuanya tapi orangtua tetap menyayangi anaknya.
hmmmmmmmmmmm
andai aku punya sayap akukan terbang kesana menemui mereka.
Ada kebiasaan buruk dalam keluargaku yang akupun masi belum bisa menghindarinya, yaitu ucapan selamat kepada siapa saja yang berulang tahun. Saat ucapan itu tidak disampaikan kadang merasa dilupakan. Aku mungkin tidak mengucapkan selamat tapi hanya sekedar mendoakan. Aku berusaha menghilangkan kebiasaan itu dalam keluargaku tapi tidak juga bisa.
Sama saat kemarin usiaku genap 21 tahun. Kupingku sampai panas mengangkat telpon, dan mendengarkan ucapan selamat serta doa2 yang dilantunkan oleh keluargaku. Dan semoga doa2 mereka diijabah, amin.
aku ingat kaa papa
"na' kamu udah besar, sudah punya banyak anak yang harus dididik jadi harus jadi tauladan"
dan masi banyak lagi nasehat dari papa. Tapi kalimat itu membuatku tersadar bahwa aku tidak boleh lagi membiarkan diriku berbuat kesalahan. Kuakui terkadang aku lalai dalam melaksanakan tugasku sebagai pendidik. Aku mersa tersinggung saat papa mengatakan itu, tapi singgungan itu tidak membuat hatiku kotor tapi menjadikanku berusaha untuk jadi yang terbaik
papa......aku kangeeeeeeeeeeeeeeeeen
mama.....................mama aja yang kesini, tinggal bersamaku.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda