TEYU

berjuang bersama di dunia berharap temu di surga FINURI Bila telah terdapat cahaya keimanan dalam diri seorang manusia, maka cahaya itu akan menampakkan dan mengeluarkan semua potendi positif manusia. Bahkan orang lainpun dapat merasakannya

Senin, 07 Juli 2008

Buka Puasa bareng

HAri ini buka puasa bareng Te uti. Berawal dari Ngajar anak2 di out door dadakan. Pulang kerumah kaget nya minta ampun. Gimana ga, satu jam lagi ngajar di rumah berantakan banget soalnya lagi dibangun lagi. Aku udah ga mau ngeliburin anak2 soalnya udah banyak liburnya. Jadilah ide baru bermunculan, aku dan T. Uti memutuskan untuk belajar out door tepatnya di lapangan sepak bola.
Setelahnya jam menunjukkan pukul 17.30. Waaaah bentar lagi buka puasa dan di rumah belum ada apa2 yang sudah bisa di makan. JAdilah aku dan T.Uti keluar nyari makan dan tempat yang beruntung menyajikan buka puasa untuk kami yaitu BM Resto (bakso has malang). Ni kunjungan kedua kami. YAng pertama gratis soalnya tempatnya itu milik salah satu muridku. TApi aku ga mau gratisan lagi. Sambil buka puasa sambil menghubungi teman yang lain yang Insya Allah juga sedang berbuka puasa. Subhanallah alukhuwah fillah indah sekali.
LAnjut setelahnya bantuin teteh ngajar di rumah habis itu teteh mau nganterin aku pulang. Saat Ummi nganterin aku ke depan pintu T. Uti manggil Ummi. Entah ada apa seakan menyembunyikan sesuatu dari diriku. Setelah itu T. Uti keluar dengan membawa kantongan yang berisi pakain. Hmmmmmm aku girangnya bukan main. Malam ini QL ku ga sendiri tapi bareng tetehku tercinta. hehehehehe.............Seharian bersama tidak membuat bosan. Jangan bosan yah tehhh!
Uhibbukifillah. Semoga teman2 FINURI yang lain tidak cemburu. KArena hampir setiap waktu kita lalui bersama. Suatu saat ketika Allah memisahkan kit Insya Allah meski jasad ini tak bersua tapi teteh tetap teringat dalam setiap lantunan doaku. Insya Allah,begitu juga dengan teman2 yang lain. Ajak aku ke syurga ya teh!!!!!!!!!!
Aku senang hari ini.
MAng benar aku guru yang pinter dan galak? aku ga pinter dan juga ga galak. Hanya tegas aja. Ngajarin Qur'an ga boleh di manja orangnya nanti bacaannya ga ada peningkatan. JAdiiiiiiiiii ga galak hanya tegas aja. Maaf saya komplain, heheheheh
Teh aku sayang teteh juga yang lain, Insya Allah karena Allah
Laa tansanii fii du'aaiki khasshashan fii jaufillail.

3 Komentar:

  • Pada 8 Juli 2008 pukul 19.55 , Blogger Armstrong da Jimmy mengatakan...

    Kalo ku mah, jadi guru itu harus galak dan tegas, apalagi klo ngajarin soal agama (al-quran, etc.) coz agama kan menyangkut akhirat, dan di akhirat itu cuman ada dua temapt yaitu surga dan neraka, dan kalo ngajarnya tegas dan galak bisa membuat orang yg kita ajar mendengarkan (berani macam macam tinggal dimarahin aja)...

    intinya gini, mending memaksa orang yg kita ajar masuk surga, dari pada ngebiarin mereka dengan santai masuk neraka...

    yah dengan konsekensi musti galak dan tegas...

    gitu kira kira pelajaran untuk hari ini...

    gimana?

    *berasa tambah tua 15 tahun*

     
  • Pada 9 Juli 2008 pukul 01.37 , Blogger TEYU mengatakan...

    Mr. Arm.....
    dalam mengajar bukan hanya itu yang harus kita lakukan. Ukuran kita masuk syurga dan neraka kan Allah yang tentukan. Jangan lupa bahwa niat itu juga penting. Jangan sampai seseorang melakukan sesuatu bukan karena Allah tapi karena takut di marahi sama guru. Itu lebih fatal lagi. Dia melakukan sesuatu tanpa mendapatkan pahala lebih, namun bgitu Allah senantiasa memberi kasih sayangnya dengan tetap memberi sesuatu atas apa yang di lakukan orang tersebut, tapi lebih bagus lagi kalau sesuatu itu dikerjakan dengan niat yang tulus hanya karena Allah. Dan yang tau itu hanya diri kita sendiri.
    Subhanallah terima kasih yah, aku jadi bisa mikir terus. jazakallah 'alaa husni musa'adatika.!!!
    Orang punya berbagai cara dalam mengajar, akan tetapi yang terpenting adalah melihat konndisi yang di ajar. Aku dapat kan ini dari pengalaman mengajar walaupun mungkin ada teori yang belum ku dapatkan. Tapi beginilah yang lebih sering di gunakan oleh guru.
    Ketika kita mengajak seseorang melakukan kebaikan harus di awali dengan kebaikan pula kan?Bagaimana mungkin kita mengajarkan qur'an sementara kita melanggar apa yang tercantum atau yang terkandung di dalamnya.
    Banyak yang menyepelehkan mengajar qur'an. Mengajar hanya sekedar anak2 pintar membaca tanpa memperhatikan apa tujuan utama orang belajar Al qur'an. Semoga Allah senantiasa mengingatkan kita, karena sungguh manusia adalah tempat dan sumbernya hilaf.
    Maaf kalau ada kata yang salah yah, baru belajar.
    Wassalam.

     
  • Pada 19 Juli 2008 pukul 15.53 , Blogger siagian mengatakan...

    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

     

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda